Dukung Strategi Efektif Penanganan dan Mitigasi Bird Strike, Prodi Teknik Penerbangan dan Teknik Aeronautika UNSURYA Gelar Seminar Nasional

Unsurya Jkt (FTDI – 10/07/24) Fakultas Teknik Dirgantara dan Industri (FTDI), Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya) telah menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Penanganan dan Mitigasi Bird Strike pada Operasional Penerbangan” di Aula Hercules, Kampus A Unsurya.  Acara ini diselenggarakan secara hybrid dengan daring melalui Zoom Meeting. Seminar ini dihadiri oleh mahasiswa, praktisi, akademisi, dan pencinta dunia penerbangan baik secara luring maupun daring.

Rektor Unsurya, Dr. Sungkono, S.E., M.Si., membuka seminar ini dengan harapan bahwa acara ini dapat menjadi platform untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan solusi inovatif dalam penanganan dan mitigasi bird strike. Beliau menekankan bahwa Indonesia, sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan beragam habitat alami, menghadapi tantangan besar dalam menjaga keamanan penerbangan dari ancaman bird strike. Beliau mengingatkan bahwa insiden bird strike dapat terjadi pada fase lepas landas, mendarat, atau selama penerbangan, dengan dampak yang merugikan keselamatan manusia dan materiil. Pentingnya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, lembaga riset, otoritas penerbangan, dan industri penerbangan dalam melakukan mitigasi, termasuk melalui surveillance dan monitoring, penggunaan teknologi deteksi, pendidikan dan pelatihan, serta kerjasama internasional. Perguruan tinggi, sebagai pusat pendidikan dan riset, juga berperan penting dalam upaya ini, dengan mahasiswa dan dosen yang terlibat dalam penelitian terkait pencegahan kerusakan struktur pesawat akibat bird strike. Dr. Sungkono menekankan pentingnya kolaborasi dan konsistensi dalam penanganan dan mitigasi bird strike untuk menjaga keamanan dan kelancaran operasional penerbangan di Indonesia.

Seminar ini menampilkan tiga narasumber utama: Capt. Eli Setya, mantan pilot Sriwijaya Air dan Manajer Operasi Indonesian Flight Inspection; Setyo Jarnoko, S.T., Direktur Pemeliharaan & Rekayasa Batik Air Indonesia; dan Prof. Dewi Malia Prawiradilaga dari Kelompok Riset AVES BRIN. Acara ini dimoderatori oleh Budi Aji Warsiyanto, dosen teknik penerbangan Unsurya yang memiliki banyak pengalaman membimbing mahasiswa tingkat akhir dalam penelitian mengenai fenomena bird strike pada pesawat.

 

Pemaparan pertama dibawakan oleh Capt. Eli Setya dengan judul “Keselamatan penerbangan saat terjadi Bird strike”. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan deskripsi dari bird strike adalah “A bird strike is strictly defined as a collision between a bird and an aircraft which is in flight or on a take off or landing roll”, kemudian beliau juga menyampaikan  5 point utama pada fenomena bird strike yaitu: 1. Latar belakang dan sejarah bird strike, 2. Strategi pencegahan bird strike, 3. Resiko yang berdampak pada operasi penerbangan, 4. Bagaimana pilot menangani bird strike saat penerbangan, 5. Perlunya pilot training untuk mengahadpi bird strike.

 

Pemaparan kedua dibawakan oleh Setyo Jarnoko, S.T. dengan judul “Aspek Pemeliharaan dan Penanganan Bird Strike pada Pesawat Terbang Sipil”. Beliau menyampaikan bahwa situasi bird strike dapat menimbulkan gangguan operasional yang dapat menyebabkan pesawat berhenti untuk melakukan inspeksi sebelum pesawat dapat berangkat dengan selamat. Namun dengan prosedur perawatan yang tepat, kerusakan kecil maupun besar dapat diatasi dengan benar dan ditindaklanjuti dengan perbaikan atau penggantian suku cadang sesuai manual pesawat. Keterampilan personel pemeliharaan dapat menentukan hasil inspeksi setelah terjadi bird strike pada pesawat. Pada beberapa kesempatan, pemeriksaan detail khusus seperti NDT (Non-Destructive Test) atau Inspeksi Borescope diperlukan untuk mendapatkan hasil yang komprehensif.

 

Pemaparan ketiga dibawakan oleh prof. Dewi Malia Prawiradilaga, dengan judul “Pencegahan Bird strike di lingkungan Bandara” dengan aspek pencegahan bird strike dari scientist dan researcher. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan bahwa bird strike dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Bird Strike terjadi di Indonesia dikarenakan wilayah Indonesia termasuk tempat tujuan burung bermigrasi dunia dan berada di jalur terbang East Asia dan Australasia Flyway. Lokasi bandara-bandara di Indonesia juga merupakan lokasi yang berada disekitar berbagai tipe habitat yang menjadi bagi burung untuk bertengger, bersarang, tempat menvari makan atau melakukan aktivitas lainnya. Jenis-jenis burung yang terkonfirmasi menjadi penyebab Bird strike adalah Pecuk ular asia, Kuntul kerbau, Elang laut, dan Caprimulgus sp. Beliau juga menyampaikan terkait Upaya pencegahan bird strike terbagi kedalam 4 upaya yaitu; 1. Memiliki Unit Perlindungan lingkungan termasuk tim Keselamatan Penerbangan 2. Memiliki dan mengelola pangkalan data yang rapi 3. Pengendalian burung dan atau satwa lain yang berada di sekitar bandara 4. Pengelolaan lingkungan bandara.

 

Seminar Penerbangan yang membahas Penanganan dan Mitigasi Bird Strike pada Operasional Penerbangan di Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya) berlangsung meriah dan interaktif. Kuis berhadiah di awal acara membangkitkan semangat para mahasiswa, dan sesi tanya jawab yang diikuti dengan antusiasme tinggi memperkaya pemahaman peserta tentang isu bird strike. Pertanyaan-pertanyaan menarik dari mahasiswa, seperti penggunaan gelombang suara frekuensi tinggi untuk mencegah bird strike dan prosedur pelaporan bird strike, memicu diskusi produktif dan membuka wawasan baru bagi para peserta.

Penyelenggaraan Seminar Penerbangan diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada para narasumber sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mereka. Rektor Unsurya, didampingi oleh Wakil Rektor I dan Dekan FTDI Unsurya, secara langsung menyerahkan sertifikat tersebut. Selain sesi seminar, acara ini juga dimeriahkan dengan pameran poster yang menampilkan 8 hasil penelitian terkait bird strike yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Teknik Penerbangan Unsurya. Para peneliti muda ini, yaitu Gavin Mustika Kresna, Candra Pranoto, Agung Laksono, Pangihutan Tambunan, Damar Cakasana, Muhammad Rayhan Zhafrando, Nurahmad Hiban, dan Ade Putra Arief Hartanto, memamerkan hasil penelitian mereka di hadapan para peserta seminar. Pameran poster ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para peserta, membuka wawasan mereka tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh para mahasiswa Unsurya dalam memerangi bird strike.

Penyelenggaraan Seminar Nasional dengan tema “Penanganan dan Mitigasi Bird Strike pada Operasional Penerbangan” diharapkan dapat menjadi momentum penting bagi seluruh insan dirgantara. Acara yang digelar ini tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga sebagai langkah nyata dalam meningkatkan keselamatan penerbangan di Indonesia. Melalui seminar ini, para ahli dan praktisi di bidang dirgantara diharapkan dapat menemukan solusi inovatif dan efektif dalam menangani ancaman bird strike yang kerap terjadi. Dengan adanya kolaborasi dari berbagai pihak, diharapkan akan lahir kebijakan dan strategi mitigasi yang lebih baik, sehingga dapat meminimalkan risiko dan meningkatkan keselamatan operasional penerbangan. Seminar ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman semua pihak terkait pentingnya penanganan bird strike. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta sinergi yang kuat antara pemerintah, lembaga pendidikan, industri penerbangan, serta masyarakat luas dalam menjaga keamanan dan keselamatan penerbangan di tanah air. (TP-Sya)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *