FTDI Unsurya Aktif Dalam Dialog Indo Aerospace 2024: Dorong Kolaborasi Untuk Masa Depan Kedirgantaraan Indonesia

 Fakultas Teknik Dirgantara dan Industri (FTDI) menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan industri kedirgantaraan Indonesia dengan berpartisipasi dalam Indo Aerospace Dialog 2024 yang diselenggarakan oleh National Air and Space Power Center of Indonesia (NAPSCI). Kegiatan yang berlangsung pada Rabu, 20 November 2024, di kantor pusat NAPSCI, Komplek Halim Perdanakusuma, Jakarta, ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, termasuk TNI AU, lembaga pemerintah, industri kedirgantaraan, serta perguruan tinggi. Perwakilan TNI AU yang hadir meliputi perwira tinggi dan menengah yang membidangi UAV, avionik, keantariksaan, dan pesawat terbang. Lembaga riset diwakili oleh organisasi riset penerbangan dan antariksa dari BRIN, sementara industri kedirgantaraan diwakili oleh PT LEN Industry, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), GMF AeroAsia, serta beberapa industri lainnya. Perguruan tinggi seperti UNHAN, ITB, STTKD, UNSURYA, dan perguruan tinggi lainnya juga turut ambil bagian, bersama asosiasi manufaktur komponen dan pesawat terbang Indonesia (INACOM) sebagai narasumber.

Dialog ini menjadi langkah awal menuju Indo Aerospace Forum 2025 yang akan diadakan pada Januari mendatang. Dalam sesi paparan, diskusi, dan tanya jawab, pembahasan mengerucut pada tiga isu utama, yaitu pentingnya meningkatkan keterbukaan komunikasi antara pemerintah, lembaga riset, dan akademisi untuk menyelesaikan tantangan domestik; kesungguhan pemerintah dalam mendukung riset dan pengembangan (R&D) kedirgantaraan melalui peningkatan pendanaan; serta perlunya pemanfaatan teknologi digital sebagai alat penting dalam inovasi di bidang kedirgantaraan. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Indonesia Strategic Research (ISR) dan Napindo, penyelenggara Indo Aerospace 2025, dengan narasumber utama dari GMF AeroAsia, INACOM, dan ISR.

Melalui dialog ini, FTDI memperkuat perannya dalam mendorong kolaborasi lintas sektor untuk membangun kemandirian teknologi di bidang penerbangan dan antariksa. Dialog ini diharapkan menjadi momentum strategis dalam membuka jalan bagi inovasi lokal yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global, sekaligus menjadi pengantar penting menuju keberhasilan Indo Aerospace Expo & Forum 2024.

 

Sosialisasi Metode Pembelajaran Berbasis Projek (PJBL) Teknik Penerbangan Unsurya

           Program Studi Teknik Penerbangan Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya) mengadakan sosialisasi mengenai Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning atau PJBL) pada hari Rabu, 6 November 2024, pukul 09:00 WIB secara daring melalui Zoom Meeting. Acara ini sukses dihadiri oleh sekitar 90 peserta, yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Teknik Penerbangan Unsurya. Kegiatan ini menghadirkan dua pembicara, yaitu Mufti Arifin, S.T., M.T., selaku Kaprodi Teknik Penerbangan, dan Budi Aji W., S.T., M.T., Kepala Bagian Kreativitas.

Sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan metode PJBL sebagai pendekatan pembelajaran inovatif yang berfokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas. Metode ini dinilai sangat penting dalam mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi tantangan era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), serta memenuhi tuntutan dunia industri yang semakin dinamis. Dalam penerapan metode PJBL, mahasiswa akan dilatih untuk mengerjakan proyek nyata yang melibatkan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil. Proyek-proyek yang dijalankan diharapkan mampu memberikan solusi atas permasalahan nyata di lingkungan universitas dan masyarakat, dengan tema yang beragam, mulai dari pengelolaan sampah, pencegahan radikalisme, hingga inovasi teknologi kedirgantaraan, seperti pengembangan pesawat terbang tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle atau UAV).

    

Dosen berperan sebagai fasilitator yang membimbing mahasiswa dalam setiap tahap proyek. Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga pengalaman praktis yang relevan dengan dunia kerja. Metode PJBL ini juga sejalan dengan tuntutan SN-DIKTI dan BAN-PT, serta mendukung pencapaian indikator kinerja utama (IKU) yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan. Melalui sosialisasi ini, Program Studi Teknik Penerbangan Unsurya berharap bahwa penerapan PJBL dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan menciptakan lulusan yang lebih siap bersaing di tingkat global. Diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan portofolio berbasis proyek sebagai bukti kemampuan praktis mereka, yang akan menjadi nilai tambah saat memasuki dunia kerja.

Selain itu, metode PJBL diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis, di mana mahasiswa terlibat aktif dalam menemukan solusi untuk berbagai permasalahan aktual, memperkuat keterampilan komunikasi, kerja sama, dan kepemimpinan. Dengan penerapan yang efektif, Unsurya optimis PJBL dapat menghasilkan lulusan Teknik Penerbangan yang kompeten, inovatif, dan tangguh menghadapi tantangan di era modern. (FTDI-Ris)

Kolaborasi FTDI dan Satgas PPKS Unsurya: Membangun Kesadaran Mahasiswa dalam Mencegah Kekerasan Seksual di seminar “Perempuan Cerdas: How to spot the red flags”

 

Jakarta – Fakultas Teknik Dirgantara dan Industri (FTDI) Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya) bekerja sama dengan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unsurya menggelar seminar bertema “Perempuan Cerdas: How to Spot the Red Flags” pada Rabu, 30 Oktober 2024, di Aula Hercules Kampus A Unsurya. Seminar ini bertujuan meningkatkan kesadaran tentang pencegahan kekerasan seksual dan dihadiri oleh mahasiswa, dosen, serta tenaga kependidikan Unsurya.

Acara diawali dengan sambutan dari Dekan FTDI yang diwakili oleh Kepala Program Studi Teknik Elektro, Nurwijayanti K. N., S.T., M.T., yang menyampaikan dukungan penuh FTDI terhadap pentingnya edukasi tentang kekerasan seksual di lingkungan kampus. Nurwijayanti mengungkapkan bahwa kerja sama FTDI dengan Satgas PPKS merupakan langkah penting untuk menciptakan kampus yang aman dan inklusif. Sambutan kedua disampaikan oleh Ketua Satgas PPKS Unsurya, Ibu Lasmauli Noverita Simarmata, S.H., M.H., yang menekankan peran strategis Satgas PPKS dalam mendukung dan melindungi warga kampus dari kekerasan seksual. “Kami berharap seluruh civitas akademika dapat berperan aktif dalam upaya Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) demi terciptanya lingkungan kampus yang aman bagi semua,” ujar Ibu Lasmauli.

Seminar ini menghadirkan dua narasumber berpengalaman. Ibu Puti Anggraeni Rosmasuri, S.Psi., Psi., M.Si., dosen psikologi dari Universitas Gunadarma, membuka sesi pertama dengan materi mengenai berbagai bentuk kekerasan seksual, baik verbal maupun fisik, serta dampaknya bagi korban. Ia menekankan pentingnya mengenali “red flags” atau tanda bahaya dalam hubungan, seperti manipulasi, kontrol berlebihan, dan kurangnya penghargaan. “Kesadaran terhadap tanda-tanda bahaya dalam hubungan sangat penting agar kita dapat mencegah dan melindungi diri dari potensi kekerasan,” jelas Ibu Puti.

Sesi berikutnya diisi oleh Ibu Lasmauli N.S., S.H., M.H selaku Kasatgas PPKS, yang memaparkan perspektif hukum terkait kekerasan seksual di lingkungan kampus. Ia menjelaskan ketentuan Permendikbud Ristekdikti No. 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi, yang mendukung hak-hak mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan dalam suasana yang aman. Satgas PPKS, menurutnya, memiliki tugas utama memberikan pendampingan kepada korban, menyelenggarakan kampanye pendidikan, serta melakukan survei berkala. “Pembentukan Satgas PPKS adalah upaya nyata Unsurya untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif bagi seluruh civitas akademika,” ujarnya.

Setelah sesi materi, acara dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat apresiasi kepada para narasumber dari pihak FTDI sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mereka dalam memberikan edukasi penting ini. Selanjutnya, seminar ini juga diikuti dengan sesi kuis interaktif yang melibatkan seluruh peserta. Kuis tersebut memacu semangat peserta untuk menguji pemahaman mereka tentang materi yang disampaikan, dan menghasilkan tiga pemenang yang mendapatkan hadiah sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi aktif mereka.

Dengan kolaborasi ini, FTDI dan Satgas PPKS Unsurya berharap seluruh warga kampus semakin memahami pentingnya Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan kampus yang aman, bebas dari kekerasan, dan menjunjung tinggi kesetaraan gender. (FTDI-Ris)

Sinergi Pendidikan dan Industri: Pelatihan Manufaktur Material Komposit di SMKN 4 Depok

Jakarta, 13 Agustus 2024 – SMKN 4 Depok, Jawa Barat, kembali menunjukkan komitmennya dalam menjembatani dunia pendidikan dengan kebutuhan industri melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Pelatihan Manufaktur Material Komposit.” Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Agustus 2024, ini diikuti oleh siswa kelas 11 jurusan Avionik.

Kegiatan PKM ini dirancang dengan rangkaian aktivitas yang meliputi pre-test untuk mengukur pemahaman awal siswa tentang material komposit, pemberian materi teori, praktikum pembuatan komposit, post-test untuk evaluasi, dan quiz berhadiah sebagai penutup. Suasana pelatihan berlangsung meriah dengan antusiasme tinggi dari para peserta.

Pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman teoretis siswa mengenai material komposit tetapi juga memberi mereka keterampilan praktis yang relevan dengan tren industri saat ini. Manufaktur material komposit, yang semakin banyak digunakan dalam industri penerbangan dan otomotif, diharapkan dapat menjadi salah satu kompetensi unggulan siswa SMKN 4 Depok, terutama bagi mereka yang berfokus pada bidang avionik.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan siswa dapat lebih siap menghadapi tantangan dunia industri yang terus berkembang. Keterampilan praktis yang diperoleh dari pelatihan ini diharapkan tidak hanya memperkuat kemampuan teknis siswa tetapi juga membuka peluang mereka untuk lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan teknologi di masa depan.

Selain itu, melalui kegiatan ini, diharapkan sinergi antara institusi pendidikan dan industri semakin erat terjalin, sehingga lulusan SMKN 4 Depok dapat lebih kompetitif dan siap kerja sesuai dengan kebutuhan industri. Harapan besar tertuju pada peningkatan kualitas pendidikan vokasi yang tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga keterampilan praktis yang langsung dapat diterapkan di dunia kerja. (TP-Ris)

 

Siswa SMKN 4 Depok Asyik Praktikum Aerodinamika dan Elektronika Melalui Pengabdian Kepada Masyarakat Program Studi Teknik Aeronautika UNSURYA

Pada hari Selasa, 13 Agustus 2024, SMKN 4 Depok, Jawa Barat, menjadi saksi pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang diselenggarakan oleh dosen-dosen dari jurusan Teknik Aeronautika Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma. Mengusung tema “Pengoperasian dan Pemeliharaan Smoke Generator dan Smoke Tunnel Sederhana sebagai Alat Peraga Penunjang Pembelajaran Aerodinamika dan Elektronika Siswa Menengah Kejuruan,” acara ini berlangsung dari pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, dengan melibatkan partisipasi aktif dari 29 siswa kelas XI Jurusan Elektronika Avionik SMKN 4 Depok.

Kegiatan ini dibuka dengan perkenalan tim PKM, yang terdiri dari para dosen dan mahasiswa Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma. Dalam suasana penuh semangat, tim PKM memaparkan tujuan dan manfaat dari kegiatan ini, yaitu untuk memperkenalkan konsep-konsep dasar aerodinamika dan elektronika melalui alat peraga berupa smoke generator dan smoke tunnel sederhana. Diharapkan, dengan menggunakan alat-alat ini, para siswa dapat lebih memahami materi yang mereka pelajari di kelas melalui pengalaman langsung dan praktikum yang interaktif.

Sebelum memasuki sesi utama, kegiatan diawali dengan pelaksanaan pra-tes yang dirancang untuk mengukur pemahaman awal siswa mengenai konsep aerodinamika. Mengingat kebijakan sekolah yang melarang siswa membawa ponsel, tim PKM telah mempersiapkan sejumlah ponsel yang digunakan oleh siswa untuk mengisi pra-tes dan pasca-tes melalui Google Form. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh siswa dapat mengikuti evaluasi dengan baik dan adil.

 

Setelah pra-tes selesai, acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi. Tim PKM memulai dengan memberikan pemahaman umum mengenai konsep wind tunnel, dilanjutkan dengan penjelasan mendalam tentang fungsi dan cara kerja smoke generator serta smoke tunnel. Para siswa tampak sangat antusias mengikuti penjelasan tersebut, terutama ketika demonstrasi langsung penggunaan alat-alat tersebut dilakukan. Demonstrasi ini tidak hanya memperlihatkan cara kerja smoke generator dan smoke tunnel, tetapi juga bagaimana alat-alat ini dapat digunakan untuk mengamati pola aliran udara dan melakukan berbagai eksperimen sederhana.

Bagian paling menarik dari kegiatan ini adalah sesi praktikum, di mana para siswa diberikan kesempatan untuk secara langsung mengoperasikan smoke generator dan smoke tunnel. Dalam sesi ini, siswa-siswi dibimbing untuk melakukan berbagai konfigurasi eksperimen, seperti mengamati perubahan pola aliran udara ketika menggunakan objek dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Melalui praktik langsung ini, para siswa tidak hanya belajar tentang konsep aerodinamika dan elektronika, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan problem-solving, yang sangat penting dalam bidang teknik.

Menjelang akhir kegiatan, tim PKM menyelenggarakan kuis interaktif yang bertujuan untuk menguji sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Kuis ini disambut dengan antusias oleh para siswa, yang berlomba-lomba menjawab setiap pertanyaan dengan penuh semangat. Untuk menambah motivasi, tim PKM menyediakan berbagai hadiah menarik bagi siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan tepat, termasuk buku “English Aviation,” yang dirancang khusus untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris di bidang penerbangan.

         

Sebagai penutup, seluruh peserta dan panitia berkumpul untuk sesi foto bersama, mengabadikan momen kebersamaan dan kesuksesan kegiatan PKM ini. Acara ini tidak hanya meninggalkan kesan mendalam bagi para siswa, tetapi juga menegaskan komitmen Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma dalam mendukung pendidikan dan pengembangan keterampilan di bidang aerodinamika dan elektronika di tingkat menengah kejuruan. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan kolaborasi antara perguruan tinggi dan sekolah menengah kejuruan dapat terus ditingkatkan, memberikan manfaat nyata bagi dunia pendidikan dan kemajuan teknologi di Indonesia. (TP-Ris)

FTDI Unsurya Gelar Workshop Penyusunan RPS yang Mengakomodir Pembelajaran Berbasis Proyek dan Studi Kasus

Jakarta, 30 Juli 2024 – Fakultas Teknik Dirgantara dan Industri (FTDI) Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya) mengadakan Workshop Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang mengakomodir pembelajaran berbasis proyek dan studi kasus pada hari Selasa, 30 Juli 2024. Acara ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom dan dihadiri oleh 80 peserta, yang terdiri dari dosen-dosen Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma.

Acara ini dibuka dengan sambutan dari Ir. Freddy Franciscus, M.M., IPU, selaku Dekan FTDI, yang menekankan pentingnya penerapan Project Based Learning (PBL) dalam meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan industri. Moderator acara ini adalah Endah Yuniarti, S.Si., M.Si dengan dua narasumber, yaitu Sudra Irawan, S.Pd., M.Sc., Kepala Jurusan Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam dan Mufti Arifin, S.T., M.T., Ketua Program Studi Teknik Penerbangan Unsurya.

Materi pertama dibawakan oleh Sudra Irawan, S.Pd., M.Sc., Kepala Jurusan Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam. Sudra irawan menjelaskan pemahaman pembelajaran proyek (teambased learning), tahapan implementasi teambased project learning, penyusunan perangkat pembelajaran berbasis proyek (RPS, RPP, dan Rubrik), serta Manajemen PBL dengan industri dan mitra DUDI.

 

 

Pertama, Pemahaman Pembelajaran Proyek ini menjelaskan konsep Project Based Learning (PBL). PBL adalah model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, di mana mahasiswa memperoleh kompetensi melalui proyek yang dikerjakan dalam tim dan dibimbing oleh dosen. Project Based Learning (PBL) bersumber dari berbagai kebutuhan yang meliputi kebutuhan internal institusi, pengabdian kepada masyarakat, kompetisi dan lomba, serta kebutuhan eksternal dari dunia industri. Kebutuhan internal mencakup tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh institusi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pengabdian kepada masyarakat mendorong keterlibatan mahasiswa dalam proyek-proyek yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sekitar. Kompetisi dan lomba memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu mereka dalam situasi yang menantang dan kompetitif. Sementara itu, kebutuhan eksternal dari dunia industri memastikan bahwa proyek-proyek yang dikerjakan relevan dengan kebutuhan pasar dan dunia kerja, sehingga mahasiswa dapat memperoleh pengalaman praktis yang sesuai dengan tuntutan profesional.

PBL dipilih karena dianggap mampu memenuhi kebutuhan pendidikan abad ke-21 yang memerlukan penguasaan keterampilan dan pendidikan karakter. Model ini melibatkan beberapa mata kuliah dan satu proyek besar selama satu semester, memungkinkan mahasiswa bekerja dalam tim untuk menyelidiki, mengidentifikasi, dan mengeksplorasi sebuah proyek sebagai media pembelajaran. Sudra Irawan juga membahas motivasi penerapan PBL, yang mencakup kebutuhan penguasaan keterampilan abad ke-21, pendidikan karakter, motivasi belajar yang meningkat ketika pembelajaran relevan dengan ekspektasi, metode pembelajaran berbasis pengalaman (portofolio), dan permintaan industri terhadap keterampilan soft-skill calon tenaga kerja. Konsep wheel cycle pada PBL membantu membangun pemahaman yang lebih mendalam serta meningkatkan motivasi dan keterlibatan dalam tim.

Kedua, Tahapan implementasi PBL mencakup keterlibatan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran berbasis proyek, integrasi pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat untuk sinergi dan optimalisasi sumber daya, serta implementasi standar pendidikan dan kurikulum berbasis CDIO (Conceive, Design, Implement, Operate) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan lulusan. Proses ini dimulai dengan identifikasi proyek; pendaftaran proyek melalui aplikasi online; tinjauan proyek oleh jurusan dan program studi; penentuan manajer proyek; pembagian tim mahasiswa; penyusunan jadwal, kick-off & conceivig project; desain proyek, penyusunan dan persentasi RPP; implementasi proyek, komisioning dan serah terima proyek; dan hingga PBL Expo & hilirisasi hasil proyek.

Ketiga, penyusunan perangkat pembelajaran berbasis proyek. Komponen penting dalam PBL terdapat 3, yaitu Rencana Pembelajaran Semester (RPS), Rencana Pelaksanaan Proyek (RPP), dan Rubrik Penilaian. Perencanaan proses pembelajaran, termasuk metode berbasis proyek, disusun untuk setiap mata kuliah dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang dikembangkan dosen secara mandiri atau bersama kelompok keahlian. Perencanaan pelaksanaan proyek adalah bagian penting dalam PBL, baik dari sudut pandang proyek maupun pembelajaran. Dalam RPP, dinyatakan bagaimana proyek diselesaikan dalam jangka waktu tertentu dan bagaimana mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran. Rubrik penilaian mencakup aspek keterampilan belajar, keterampilan hidup, keterampilan literasi, presentasi, dan laporan.

Keempat, Manajemen PBL dengan industri dan mitra DUDI. Manajemen PBL juga melibatkan kolaborasi dengan industri untuk mendapatkan umpan balik dan penyesuaian kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan pasar, serta memastikan proyek yang dikerjakan relevan dengan kebutuhan dunia nyata.

Untuk menyusun program yang serupa dengan yang dilakukan oleh Polibatam, langkah awalnya adalah menyusun pedoman Project-Based Learning (PBL) yang mencakup pengertian, penilaian, dan aspek penting lainnya oleh tim kecil antar kepala program studi atau tim kurikulum. Mengubah mindset dosen menjadi tantangan utama, sehingga diperlukan sosialisasi dan penguatan pemahaman melalui pelatihan dan workshop. Implementasi PBL sebaiknya dimulai secara bertahap dengan merancang tema proyek dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk dua mata kuliah terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan perbaikan kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran berbasis proyek. Selanjutnya, pengembangan sistem PBL yang terintegrasi dengan website akan memudahkan koordinasi, pengelolaan proyek, dan komunikasi antara dosen dan mahasiswa, sehingga pelaksanaan PBL menjadi lebih terorganisir dan mudah diakses oleh semua pihak yang terlibat.

Materi kedua disampaikan oleh Mufti Arifin, S.T., M.T., Kepala Program Studi Teknik Penerbangan Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma. Beliau menjelaskan tujuan program studi Teknik Penerbangan yang dirancang untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, siap kerja, dan mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum Teknik Penerbangan dievaluasi dan diperbarui secara berkala setiap 4-5 tahun dengan melibatkan pemangku kepentingan internal dan eksternal. Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya kompetensi lulusan dalam berbagai bidang seperti perancang pemeliharaan pesawat terbang, perancang bangun pesawat terbang, serta perancang operasional penerbangan.

Di akhir kegiatan, terdapat kuis interaktif yang diadakan untuk para dosen Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma. Kuis ini menambah keseruan dan melibatkan peserta secara aktif, memberikan kesempatan bagi dosen untuk menguji pemahaman mereka terhadap materi yang telah disampaikan selama workshop.

 

 

Acara workshop ini diharapkan dapat membantu dosen-dosen Unsurya dalam menyusun RPS yang lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan industri, serta mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi lulusan yang siap kerja dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan industri. Workshop ini merupakan rangkaian program akselerasi penyusunan kurikulum Teknik Penerbangan yang didukung hibah dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek). (TP-Ris)

Pengabdian Kepada Masyarakat Dosen Muda Teknik Penerbangan FTDI di SMK Penerbangan Bogor: Tingkatkan Pemahaman Siswa SMK Tentang Material Komposit

Pada hari Kamis, 25 Juli 2024, lima dosen muda dari Program Studi Teknik Penerbangan, Fakultas Teknik Dirgantara dan Industri (FTDI), melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di SMK Penerbangan Bogor. Kegiatan yang diikuti oleh siswa kelas 11 jurusan Airframe & Powerplant ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam bidang material komposit. Komposit merupakan material yang cukup populer di industri pesawat tarbang dan otomatif dan perkembangan serta pemanfaatan metarial ini terus meluas. Hal ini dikarenakan material tersebut memiliki keunggulan khususnya pada berat yang ringan tetapi memiliki kekuatan yang tinggi serta mudah dibentuk.

Kelima dosen yang terlibat dalam kegiatan ini adalah M. Hadi Widanto selaku ketua anggota PKM, serta Budi Aji Warsiyanto, S.T.,M.T., Rafika Arum Sari, S.T., M.T., Riskha Agustianingsih, S.T., M.T., dan M. Jayadi, S.T., M.T. Mereka juga dibantu oleh dua mahasiswa teknik penerbangan, Ammar dan Bachtiar. Bapak Gusnadi Anjaswara S.T.,M.Si sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan Industri membuka acara ini dan mengucapkan banyak terimakasih untuk dapat melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat di Sekolah SMK Penerbangan Bogor dan berharap pada kesempatan ini mahasiswa mendapatkan pengetahuan serta pengalaman terkait material komposit.

Dengan mengusung judul “Peningkatan Pemahaman Tentang Material Komposit & Pelatihan Proses Manufaktur Material Komposit Untuk Siswa Menengah Kejuruan,” kegiatan ini diikuti oleh 28 siswa. Rangkaian kegiatan PKM meliputi pre-test untuk mengukur pemahaman awal siswa, pemberian materi mengenai komposit, praktikum pembuatan komposit, post-test, dan quiz berhadiah sebagai penutup sehingga suasana kegiatan selama berlangsung sangat meriah dan mendapatkan atensi yang tinggi oleh para siswa kelas 11 SMK Penerbangan Bogor.

 

Para siswa terlihat antusias dan aktif berpartisipasi dalam setiap sesi kegiatan. Mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis tetapi juga pengalaman praktis yang berharga dalam pembuatan material komposit. M. Hadi Widanto, ketua anggota PKM, mengungkapkan harapannya agar kegiatan seperti ini dapat rutin dilaksanakan dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi para siswa. “Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, siswa dapat lebih memahami pentingnya material komposit dalam industri penerbangan dan mampu menerapkan ilmu yang mereka dapatkan di masa depan,” ujarnya.

Harapan besar diusung terhadap keberhasilan dan dampak positif program ini. Diharapkan kegiatan ini meningkatkan pemahaman siswa mengenai material komposit, baik teoritis maupun praktis, sehingga karakteristik, aplikasi, dan keuntungannya dalam dunia penerbangan dapat dipahami. Kegiatan ini juga diharapkan membantu pengembangan keterampilan praktis siswa melalui sesi praktik dan demonstrasi yang berharga, serta meningkatkan minat dan motivasi siswa terhadap bidang teknik penerbangan. Diharapkan juga kolaborasi berkelanjutan antara FTDI dan SMK Penerbangan Bogor terus ditingkatkan. Secara keseluruhan, kegiatan ini diharapkan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di SMK Penerbangan Bogor, sehingga lulusan lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Semangat besar dan komitmen untuk memberikan yang terbaik diusung demi keberhasilan program ini.(TP-Ris)

Dukung Strategi Efektif Penanganan dan Mitigasi Bird Strike, Prodi Teknik Penerbangan dan Teknik Aeronautika UNSURYA Gelar Seminar Nasional

Unsurya Jkt (FTDI – 10/07/24) Fakultas Teknik Dirgantara dan Industri (FTDI), Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya) telah menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Penanganan dan Mitigasi Bird Strike pada Operasional Penerbangan” di Aula Hercules, Kampus A Unsurya.  Acara ini diselenggarakan secara hybrid dengan daring melalui Zoom Meeting. Seminar ini dihadiri oleh mahasiswa, praktisi, akademisi, dan pencinta dunia penerbangan baik secara luring maupun daring.

Rektor Unsurya, Dr. Sungkono, S.E., M.Si., membuka seminar ini dengan harapan bahwa acara ini dapat menjadi platform untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan solusi inovatif dalam penanganan dan mitigasi bird strike. Beliau menekankan bahwa Indonesia, sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan beragam habitat alami, menghadapi tantangan besar dalam menjaga keamanan penerbangan dari ancaman bird strike. Beliau mengingatkan bahwa insiden bird strike dapat terjadi pada fase lepas landas, mendarat, atau selama penerbangan, dengan dampak yang merugikan keselamatan manusia dan materiil. Pentingnya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, lembaga riset, otoritas penerbangan, dan industri penerbangan dalam melakukan mitigasi, termasuk melalui surveillance dan monitoring, penggunaan teknologi deteksi, pendidikan dan pelatihan, serta kerjasama internasional. Perguruan tinggi, sebagai pusat pendidikan dan riset, juga berperan penting dalam upaya ini, dengan mahasiswa dan dosen yang terlibat dalam penelitian terkait pencegahan kerusakan struktur pesawat akibat bird strike. Dr. Sungkono menekankan pentingnya kolaborasi dan konsistensi dalam penanganan dan mitigasi bird strike untuk menjaga keamanan dan kelancaran operasional penerbangan di Indonesia.

Seminar ini menampilkan tiga narasumber utama: Capt. Eli Setya, mantan pilot Sriwijaya Air dan Manajer Operasi Indonesian Flight Inspection; Setyo Jarnoko, S.T., Direktur Pemeliharaan & Rekayasa Batik Air Indonesia; dan Prof. Dewi Malia Prawiradilaga dari Kelompok Riset AVES BRIN. Acara ini dimoderatori oleh Budi Aji Warsiyanto, dosen teknik penerbangan Unsurya yang memiliki banyak pengalaman membimbing mahasiswa tingkat akhir dalam penelitian mengenai fenomena bird strike pada pesawat.

 

Pemaparan pertama dibawakan oleh Capt. Eli Setya dengan judul “Keselamatan penerbangan saat terjadi Bird strike”. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan deskripsi dari bird strike adalah “A bird strike is strictly defined as a collision between a bird and an aircraft which is in flight or on a take off or landing roll”, kemudian beliau juga menyampaikan  5 point utama pada fenomena bird strike yaitu: 1. Latar belakang dan sejarah bird strike, 2. Strategi pencegahan bird strike, 3. Resiko yang berdampak pada operasi penerbangan, 4. Bagaimana pilot menangani bird strike saat penerbangan, 5. Perlunya pilot training untuk mengahadpi bird strike.

 

Pemaparan kedua dibawakan oleh Setyo Jarnoko, S.T. dengan judul “Aspek Pemeliharaan dan Penanganan Bird Strike pada Pesawat Terbang Sipil”. Beliau menyampaikan bahwa situasi bird strike dapat menimbulkan gangguan operasional yang dapat menyebabkan pesawat berhenti untuk melakukan inspeksi sebelum pesawat dapat berangkat dengan selamat. Namun dengan prosedur perawatan yang tepat, kerusakan kecil maupun besar dapat diatasi dengan benar dan ditindaklanjuti dengan perbaikan atau penggantian suku cadang sesuai manual pesawat. Keterampilan personel pemeliharaan dapat menentukan hasil inspeksi setelah terjadi bird strike pada pesawat. Pada beberapa kesempatan, pemeriksaan detail khusus seperti NDT (Non-Destructive Test) atau Inspeksi Borescope diperlukan untuk mendapatkan hasil yang komprehensif.

 

Pemaparan ketiga dibawakan oleh prof. Dewi Malia Prawiradilaga, dengan judul “Pencegahan Bird strike di lingkungan Bandara” dengan aspek pencegahan bird strike dari scientist dan researcher. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan bahwa bird strike dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Bird Strike terjadi di Indonesia dikarenakan wilayah Indonesia termasuk tempat tujuan burung bermigrasi dunia dan berada di jalur terbang East Asia dan Australasia Flyway. Lokasi bandara-bandara di Indonesia juga merupakan lokasi yang berada disekitar berbagai tipe habitat yang menjadi bagi burung untuk bertengger, bersarang, tempat menvari makan atau melakukan aktivitas lainnya. Jenis-jenis burung yang terkonfirmasi menjadi penyebab Bird strike adalah Pecuk ular asia, Kuntul kerbau, Elang laut, dan Caprimulgus sp. Beliau juga menyampaikan terkait Upaya pencegahan bird strike terbagi kedalam 4 upaya yaitu; 1. Memiliki Unit Perlindungan lingkungan termasuk tim Keselamatan Penerbangan 2. Memiliki dan mengelola pangkalan data yang rapi 3. Pengendalian burung dan atau satwa lain yang berada di sekitar bandara 4. Pengelolaan lingkungan bandara.

 

Seminar Penerbangan yang membahas Penanganan dan Mitigasi Bird Strike pada Operasional Penerbangan di Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya) berlangsung meriah dan interaktif. Kuis berhadiah di awal acara membangkitkan semangat para mahasiswa, dan sesi tanya jawab yang diikuti dengan antusiasme tinggi memperkaya pemahaman peserta tentang isu bird strike. Pertanyaan-pertanyaan menarik dari mahasiswa, seperti penggunaan gelombang suara frekuensi tinggi untuk mencegah bird strike dan prosedur pelaporan bird strike, memicu diskusi produktif dan membuka wawasan baru bagi para peserta.

Penyelenggaraan Seminar Penerbangan diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada para narasumber sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mereka. Rektor Unsurya, didampingi oleh Wakil Rektor I dan Dekan FTDI Unsurya, secara langsung menyerahkan sertifikat tersebut. Selain sesi seminar, acara ini juga dimeriahkan dengan pameran poster yang menampilkan 8 hasil penelitian terkait bird strike yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Teknik Penerbangan Unsurya. Para peneliti muda ini, yaitu Gavin Mustika Kresna, Candra Pranoto, Agung Laksono, Pangihutan Tambunan, Damar Cakasana, Muhammad Rayhan Zhafrando, Nurahmad Hiban, dan Ade Putra Arief Hartanto, memamerkan hasil penelitian mereka di hadapan para peserta seminar. Pameran poster ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para peserta, membuka wawasan mereka tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh para mahasiswa Unsurya dalam memerangi bird strike.

Penyelenggaraan Seminar Nasional dengan tema “Penanganan dan Mitigasi Bird Strike pada Operasional Penerbangan” diharapkan dapat menjadi momentum penting bagi seluruh insan dirgantara. Acara yang digelar ini tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga sebagai langkah nyata dalam meningkatkan keselamatan penerbangan di Indonesia. Melalui seminar ini, para ahli dan praktisi di bidang dirgantara diharapkan dapat menemukan solusi inovatif dan efektif dalam menangani ancaman bird strike yang kerap terjadi. Dengan adanya kolaborasi dari berbagai pihak, diharapkan akan lahir kebijakan dan strategi mitigasi yang lebih baik, sehingga dapat meminimalkan risiko dan meningkatkan keselamatan operasional penerbangan. Seminar ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman semua pihak terkait pentingnya penanganan bird strike. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta sinergi yang kuat antara pemerintah, lembaga pendidikan, industri penerbangan, serta masyarakat luas dalam menjaga keamanan dan keselamatan penerbangan di tanah air. (TP-Sya)

 

PENYERAHAN SERTIFIKAT AMTO 147D-20 UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA

Unsurya Jakarta (05/06/24). Pada hari Rabu 05 Juni 2024 merupakan hari bersejarah bagi UNSURYA karena telah dilaksanakan Acara Penyerahan Sertifikat AMTO Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma 147D-20 kategori A1 & A4 oleh DKPPU di Aula Hercules Kampus A UNSURYA. Penyerahan sertifikat AMTO 147D-20 ini merupakan rangkaian tahap akhir yang telah dilaksanakan oleh Tim AMTO UNSURYA untuk mendapatkan persetujuan dari DKPPU. Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO) merupakan organisasi pelatihan perawatan pesawat udara resmi yang disetujui oleh Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara.

Setelah UNSURYA mendapatkan Sertifikat AMTO 147D-20, membuktikan bahwa UNSURYA mampu memenuhi kualifikasi yang di syaratkan oleh DKPPU untuk menyelenggarakan pelatihan secara mandiri dari mulai perencanaan, seleksi penerimaan calon siswa, pembelajaran teori maupun fasilitas praktik yang tertuang didalam TPM dan kurikulum. Keunggulan mahasiswa yang kuliah di program studi teknik Aeronautika + AMTO UNSURYA adalah ketika lulus akan mendapatkan Ijazah Diploma tiga dan Basic Certificate A1 & A4. Bagi seseorang yang telah memiliki Basic Certificate A1 & A4 menunjukkan bahwa seseorang telah mengikuti dan menyelesaikan program pelatihan perawatan pesawat udara yang sesuai dengan standar dan persyaratan yang ditetapkan oleh DKPPU serta diperlukan sebagai syarat utama untuk menjadi teknisi atau mekanik pesawat udara. Hal ini akan mempermudah para lulusan untuk berkarier di industri penerbangan. Dengan demikian sertifikat AMTO UNSURYA dapat memiliki dampak yang signifikan, baik bagi Universitas maupun mahasiswa dalam mempersiapkan para lulusan untuk menghadapi tantangan di dunia profesional dan sosial.

Pelaksanaan Acara Penyerahan Sertifikat AMTO 147D-20 dihadiri oleh:

A. Pejabat DKPPU terdiri dari :

    1. Win Warsono
    2. Erlana Ichsan Haryanto, S.SiT, M.T.
    3. Dedy Gustianto, S.T., A.P, M.A.P.
    4. Ricka Widardoe, S.T., M.T.

B. Tim Unsurya antara lain:

    1. Ka. BPH
    2. Ketua Senat Unsurya
    3. Rektor Unsurya (Accountable Manager AMTO UNSURYA)
    4. Wakil Rektor I, II, III
    5. Ka. SPI
    6. Dekan FTDI (Head of Training AMTO UNSURYA)
    7. Kaprodi AE (Instructional Manager AMTO UNSURYA)
    8. Sekprodi AE
    9. Instruktur AMTO UNSURYA
    10. Staf AMTO
    11. Staf LP2M
    12. Staff PLTI

Kedepannya, terkait dengan sertifikat AMTO, beberapa langkah yang sebaiknya diambil adalah: Perbaikan proses penilaian sertifikat AMTO agar lebih akurat dan relevan dengan tuntutan perkembangan zaman di era 4.0 dan 5.0 ; Pengembangan program pendukung yang membantu mahasiswa untuk lebih aktif terlibat; Integrasi sertifikat AMTO dengan kurikulum akademis juga bisa menjadi langkah penting; Penguatan kolaborasi dengan industri; Evaluasi dan pembaruan berkelanjutan; Serta diharapkan AMTO Unsurya menjadi role model untuk sertifikasi AMTO di Indonesia.

 

SMK Penerbangan Gutama Mencoba Modul Baru Mobile Aeronautics Laboratory

Mobile aeronautics laboratory Teknik Penerbangan Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma kembali mengadakan kegiatan praktikum fisika dalam rangka Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) semester ganjil TA 2023/2024. Kegiatan dilakukan di SMK Penerbangan Gutama pada tanggal 30 Januari 2024. Peserta praktikum fisika kali ini adalah kelas X Airframe Poweplant (AP) dan kelas XI AP dengan jumlah siswa 35 orang yang terbagi dalam 10 kelompok.  

Modul pada kegiatan PKM kali ini bertambah 6 modul baru menjadi total 16 modul fisika. Modul sebelumnya terdiri dari wind tunnel, efek coanda, struktur berlipat, honeycomb, pelat berlubang, pesawat kertas, venturi, getaran, resonansi, dan impak. Modul baru terdiri dari propeller, reduction gearbox, pulley, linkage, hidrolik, dan kestabilan.  

Modul propeller menggunakan alat peraga berupa bilah propeller yang diputar oleh motor brushless dan terhubung dengan neraca sehingga gaya dorong propeller dapat diukur. Peserta praktikum dapat mengganti bilah propeller dengan ukuran yang berbeda dan gaya dorongnya diukur Kembali. Modul ini juga dilengkapi anemometer untuk mengukur kecepatan udara di depan dan di belakang propeller yang berputar.  

                     

Modul reduction gearbox menggunakan alat peraga miniatur reduction gearbox pada engine turboprop. Susunan roda gigi pada alat ini berfungsi untuk mengurangi kecepatan putar sehingga kecepatan putar propeller lebih lambat daripada kecepatan motor dinamo. Peserta praktikum juga menghitung kecepatan putar dan kecepatan linier dari rangkaian roda gigi berbahan plastik.  

Modul pulley, linkage, dan hidrolik merupakan alat peraga kendali terbang pesawat (flight control), yaitu elevator, aileron, dan spoiler. Gerak dari ketiga bidang kendali tersebut dapat disimulasikan dan mekanisme penggeraknya dapat diamati. Elevator digerakkan melalui pulley (katrol), aileron digerakkan melalui mekanisme linkage, dan spoiler digerakkan dengan tekanan hidrolik yang disimulasikan menggunakan alat suntik. Modul kestabilan juga menjadi bagian dari flight control yang menunjukkan pengaruh vertical stabilizer pada kestabilan pesawat terbang.  

Kelas X diutamakan mengikuti 10 modul lama ditambah modul propeller, reduction gearbox, dan pulley. Kelas XI yang sudah lebih banyak mengetahui ilmu penerbangan diutamakan untuk mengikuti praktikum yang terkait flight control seperti pulley, linkage, hidrolik, dan kestabilan. Modul lama yang juga terkait flight control adalah wind tunnel, efek coanda, honeycomb, pelat berlubang, getaran, dan pesawat kertas.  

                                     

Praktikum dipandu oleh Dosen Teknik Penerbangan Unsurya dibantu oleh mahasiswa Teknik Penerbangan yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Penerbangan dan Aeronautika (HMTPAe) dan Unit Kegiatan Mahasiswa ATAC. Perwakilan ATAC juga mendemokan pesawat aeromodelling setelah praktikum selesai.  

Siswa kelas X dan XI AP antusias mengikuti praktikum sehingga beberapa kelompok dapat melaksanakan sampai 9 modul praktikum. Jumlah ini lebih banyak daripada jumlah modul yang dapat dilaksanakan per kelompok siswa pada kegiatan Mobile aeronautics laboratory sebelumnya (4-6 modul). SMK Gutama mendapat kesempatan pertama untuk mencoba keenam modul baru dan terbukti lancar digunakan dalam praktikum, sehingga akan terus digunakan pada kegiatan praktikum fisika pada PKM berikutnya. Semoga kegiatan praktikum fisika ini bermanfaat dan meningkatkan pemahaman ilmu fisika yang menjadi dasar dari Teknologi penerbangan. Sampai ketemu di kegiatan Mobile Aeronautics Laboratory selanjutnya.